Senin, 22 April 2013

hasil penelitian skripsi Ahmad Soleman

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN GIZI DENGAN PERSEPSI MENGENAI KEAMANAN PANGAN JAJANAN PADA GURU SD DI BOGOR
ABSTRACT
The general objective of this study was to investige nutritional knowledge and perception about food safety of teacher elementry school in Bogor. The research was conducted using a cross sectional study. The number of samples for each region was 23, sample was selected purposively. The percentage of nutritional knowledge level was 65.2% in rural area and 87% in urban area. The percentage of food safety knowledge level was 69.6% in rural area and 69.6% in urban area. The percentage of perception about food safety level was 78.3% in rural area and 95.7% in urban area. The result of independent sample t-test toward characteristic sample, nutritional knowledge, food safety knowledge, and perception about food safety indicate there was no difference (p>0.05) beetwen rural area and urban area, but there was a few characteristic sample which indicate there was a real difference (p<0.05) beetwen rural area and urban area.The result of correlation spearman test indicate there was no significant correlation (p>0.05) beetween characteristic samples with nutritional knowledge, except one characteristic sample that was training/meeting about nutrition indicate there was significant correlation with nutritional knowledge (p<0.05). The result of correlation spearman test indicate there was no significan correlation (p>0.05) beetwen characteristic sample with food safety knowledge. The result of correlation spearman test indicate there was no significant correlation (p>0.05) beetwen nutritional knowledge with food safety knowledge, nutritional knowledge with perception about food safety, and food safety knowledge with perception about food safety.
Keywords: nutritional knowledge, perception, food safety

Minggu, 18 Desember 2011

RIVIEW JURNAL


Models for Nutrition Education to Increase Consumption of Calcium
and Dairy Products among African Americans
PENDAHULUAN
Pada orang Afrika Amerika konsumsi kalsium dan susu sangat rendah. Apabila dilihat dari mamfaatnya kalsium tersebut sangat lah penting untuk pertumbuhan tulang dan sangat berpengatuh terhadap pengurangan resiko penyakit kronis seperti hipertensi, obesitas, penyakit jantung, dan kanker usus besar. Pada penelitian ini yang mempengaruhi turunnya konsumsi susu pada orang-orang Afrika Amerika adalah karena persepsi mereka menyatakan bahwa susu itu hanya untuk anak-anak sehingga mereka beranggapan bahwa soft drink adalah minuman penukar untuk susu. Perubahan perilaku kesehatan sulit tetapi yang paling efektif jika melibatkan upaya-upaya kolektif individu dan masyarakat. Meningkatkan asupan gizi individu melalui pilihan makanan yang lebih baik adalah hasil dari interaksi yang kompleks antara faktor sosiodemografi, psikososial, dan lingkungan. Untuk mencapai perubahan perilaku kesehatan, pendidik harus menyadari hambatan dan fasilitator yang mempengaruhi konsumsi makanan produk susu dan makanan yang mengandung kalsium lainnya.
PEMBAHASAN
Kalsium dan Asupan Susu
Asupan kalsium yang cukup diperlukan untuk kesehatan yang optimal dalam siklus kehidupan. Peran kalsium dalam pengembangan kesehatan tulang dan gigi sangat penting. Kalsium juga dikaitkan dengan fungsi kardiovaskuler, konduksi saraf, kontraksi otot dan irama jantung normal dan pembekuan darah. Penelitian ini menunjukkan bahwa diet kekurangan kalsium merupakan faktor risiko penyakit seperti pre-eklampsia, penyakit jantung, hipertensi, kanker, dan osteoporosis dan asupan susu dapat mengurangi risiko independen dari obesitas .
Rekomendasi asupan kalsium dari referensi diet yang dibuat Food and Nutrition Board of the National Academy of Sciences  adalah 500 mg untuk anak-anak  1 sampai 3 tahun, dan 800 mg untuk anak-anak 4  sampai 8, dan 1.300 mg  untuk remaja 9-18 tahun, 1000 mg untuk orang dewasa di atas 19-50 tahun dan  1.200 mg untuk orang dewasa 51 tahun dan yang lebih tua. Berdasarkan hasil survei yang terus menerus asupan makanan bagi individu (CSFII)  1994-1996, kebanyakan orang Afrika  Amerika mengkonsumsi kalsium kurang dari kebutuhan total penduduk.  Berdasarkan penilaian kualitas diet relatif terhadap kalsium, kebanyakan orang Afrika Amerika merasa bahwa asupan kalsium yang mereka konsumsi  sudah benar.
Pendidikan Gizi pada Siklus Kehidupan
Periode sebelum kehamilan. Pada periode ini menurut laporan IOM 1992 bahwa pada masa ini pendidikan gizi sangat penting agar dapat mencapai status gizi yang baik. Tetapi remaja dan orang dewasa awal lebih sering mengabaikan pentingnya pendidikan gizi pada sebelum kehamilan karena mereka beranggapan bahwa status gizi mereka sudah baik. Hal ini terjadi karena adanya  perubahan gaya hidup pada remaja dan pola makannya. Lima puluh sampai enam puluh persen wanita Afrika Amerika pada tahap akhir masa remaja dan awal masa dewasa dan 23-27% dari laporan pria Afrika Amerika bahwa mereka jarang melakukan olahraga berat karena bagi mereka aktivitas fisik bukan merupakan prioritas.
Periode Kehamilan. Status gizi selama periode sebelum kehamilan sangat penting untuk hasil kehamilan. Karena kebanyakan orang tidak tahu bahwa mereka hamil pada trisemester pertama kebutuhan gizi sangat tinggi karena apabila terjadi kekurangan asupan gizi maka akan terjadi perlambatan pertumbuhan janin. Karena asupan kalsium yang cukup adalah suatu pertimbangan penting selama kehamilan, pendidikan gizi untuk seluruh keluarga dapat diperkuat selama periode ini. Harus diakui bahwa tidak dapat menurunkan berat badan yang diperoleh selama kehamilan akan berisiko kelebihan berat badan dan obesitas. Efek ini dapat diakumulasikan melalui kehamilan multipel, sehingga berkontribusi terhadap epidemi obesitas di Amerika Serikat.
Bayi / balita / prasekolah. ASI adalah sumber asupan gizi yang paling utama untuk bayi yang baru lahir selama tahun pertama kehidupan . Upaya untuk mendorong dan mendukung pemberian ASI harus dimulai selama kehamilan dan terus menyusui selama diperlukan untuk memaksimalkan pertumbuhan bayi. Ibu harus menyadari manfaat kesehatan bagi mereka juga, termasuk kehilangan berat badan setelah melahirkan jika asupan energi yang sesuai. Transisi untuk makan, jangan mulai lebih awal dari 6 bulan, karena waktu yang penting untuk memulai praktek gizi yang baik yang akan memberikan anak-anak dengan dasar bagi sikap yang sehat seumur hidup dan perilaku yang berkaitan dengan makan.
Anak usia sekolah. Pendidikan gizi di semua tingkatan harus diintegrasikan ke dalam kurikulum sekolah dan harus melibatkan siswa dalam perencanaan dan pelaksanaan. Pada tahap anak-anak dan remaja beresiko kekurangan kalsium karena kekurangan konsumsi susu. Melewatkan makan merupakan kendala untuk mencapai asupan kalsium yang cukup. Para peneliti menemukan bahwa anak-anak yang sarapan mengkonsumsi susu kurang .Faktor lain yang mungkin hambatan untuk asupan kalsium adalah kurangnya pengetahuan tentang hubungan antara susu / kalsium dan masalah kesehatan pada produk susu yang menggemukkan.
Dewasa muda. Sebagai transisi kaum muda dari sekolah ke tingkat yang lebih tinggi pendidikan atau pelatihan kerja dan pekerjaan atau karir, mungkin ada penurunan aktivitas fisik tanpa penurunan atas konsumsi energi. Sebagian karena kendala waktu dan perolehan keterampilan dan persiapan keterbatasan makanan, juga dapat meningkatkan prevalensi pola konsumsi makanan yang tidak memenuhi pedoman diet. Laki-laki muda dan perempuan di kelompok usia ini memiliki asupan kalsium terendah. Pada usia ini biasanya konsumsi kalsium tersebut tidak lagi berasal dari susu melainkan dari bahan pangan lain yang sudah diolah seperti makanan ringan yang mengandung kalsium.
Lansia. Pendidikan Gizi untuk meningkatkan konsumsi kalsium dan susu pada usia lanjut adalah sangat penting Tetapi menurut  National Osteoporosis Foundation, menyatakan lebih dari 300.000 perempuan Afrika Amerika mengalami osteoporosis. Dari kasus tersebut bahwa pada usia lansia juga perlu diadakannya pendidikan gizi akan perlunya asupan kalsium untuk mempertahankan komposisi tulang agar tidak kropos. Pendidikan gizi juga harus ditunjang dengan media seperti radio dan membedakan antara realita dengan mitos.
KESIMPULAN
Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa rendahnya konsumsi kalsium pada komunitas Afrika Amerika mempengaruhi komposisi tulang mereka sehingga pada usia lanjut mereka mengalami osteoporosis. Perlunya diadakan pendidikan gizi agar dapat meningkatkan status gizi pada komunitas tersebut dan agar mereka bisa membedakan antara kebudayaan dengan pemenuhan status gizi yang baik.

Sumber : American Journal Clinical Nutrition tahun 2006 volume 136: 1103–1106
oleh : Yvonne l. Bronner, Anita S. Hawkins, Mckessa L. Holt, Mian B. Hossain,
                       Randolph H. Rowel, Kim L. Sydnor, and Shaquana P. Divers
dari : Morgan State University, Public Health Program, Baltimore, MD

Jumat, 09 Desember 2011

Amino Acid Mixture Improves Training Efficiency in Athletes


Olahragawan telah lama bereksperimen dengan suplemen gizi untuk meningkatkan kinerja fisik.Untuk menentukan apakah pendekatan benar-benar dapat mengambil manfaat kinerja fisik, olahraga fisiologi dan biokimia telah mengabdikan upaya untuk mempelajari persyaratan gizi dan toko-toko atlet, suplemen dan utilitas ergogenic .Gizi ergogenic dikelompokkan dalam empat kategori: 1) bahan kimia yang mempromosikan anabolisme dan meningkatkan komposisi tubuh (misalnya, asam amino diet), 2) zat yang memberikanenergi yang dapat digunakan dengan cepat (misalnya, karbohidrat dalam makanan), 3 ) zat yang memfasilitasi pemulihan kelelahan fisik (misalnya, antioksidan diet) dan 4) zat-zat lain yang mengisi peran penting dalam fisiologi latihan (misalnya, vitamin, natrium bikarbonat).
Jurnal ini focus pada penggunaan asam amino makanan di gizi olahraga, khususnya, pada efek kolektif mereka selama dan setelah pelatihan. Sedangkan asam amino adalah blok bangunan protein otot, mereka juga berfungsi sebagai sumber energy bagi otot rangka. Sebagai contoh, BCAAs leusin, isoleusin, dan valine yang transaminated di masing-masing otot untuk asam a-keto, yang kemudian digunakan untuk glukoneogenesis di hati.Selama latihan daya tahan, leusin dipertahankan melalui pemecahan protein otot. Namun, oksidasi dalam otot rangka leusin sering melebihi asupan protein selama latihan ketahanan berkelanjutan. Akibatnya, penurunan konsentrasi darah BCAA, efek diprediksi oleh beberapa konsekuensi menyebabkan tidak terduga untuk mempromosikan penyerapan triptofan melintasi penghalang darah-otak, dan meningkatkan pembentukan serotonin di otak. Salah satu konsekuensi efek ini mungkin kelelahan pusat. Dalam hal ini, adalah yang menarik bahwa konsumsi solusi leusin meningkat pada blok serotonin yang terjadi selama latihan.
 
Pemulihan Pada Otot  Yang Kelelahan Dengan Cara Meberikan Campuran Asam Amino
Kontraksi otot dibagi menjadi dua jenis: isometric dan isotonik. Kontraksi otot rangka tetap mempertahankan panjang dalam sebuah kontraksi isometric dan kontraksi sementara menahan beban yang diterapkan konstan kontraksi isotonik. Kontraksi isotonic dibagi kontraksi lebih konsentrik dan eksentrik. Mengurangi kontraksi otot konsentris dan tahan kekuatan tarik konstan dalam kontraksi eksentrik. Gaya eksentrik yang dihasilkan lebih besar dari pada kekuatan konsentris atau isometrik di fleksor dan ekstensor selama latihan yang melibatkan alat-alat mekanis seperti dinamometer .Oleh karena itu, latihan eksentrik dianggap lebih efektif dari pelatihan konsentris atau isometric dengan tujuan meningkatkan kekuatan otot.
Olahraga eksentrik kemungkinan besarakan menyebabkan nyeri otot yang parah, akibat dari kerusakan serat-serat otot, tendon dan jaringan ikat lainnya. Bahkan, kerusakan struktur dilaporkan dalam membrane myoplasmic dan reticulum sarkoplasma dari serat otot sebagai hasil dari latihan eksentrik.  Ketika integritas structural terganggu dengan cara ini terganggu homeostasis kalsium dan menginduksi degradasi protein yang tidak di inginkan, seperti ditunjukkan pada tingkat Fosfoquinasia (CPK) ditinggikan creatine dalam darah. Pengukuran darah CPK maka sebagai indikator yang berguna kerusakan otot serat.
Dalam beberapa tahun terakhir, peneliti telah mempelajari efek campuran AA oral selama latihan pada otot indeks fungsi, kerusakan, dan pemulihan. Dalam studi ini, tiga jenis ukuran kekuatan otot telah dilakukan untuk mengevaluasi pemulihan kelelahan otot setelah latihan eksentrik: maksimal isometrik, kekuatan maksimum konsentris dan ketahanan maksimum eksentrik. Kedua otot fleksor dan ekstensorsiku diuji.Sebuah studi yang digunakan siswa laki-laki, usia 19-21 tahun, dengan ketinggian rata-rata dan berat 172,0 cm dan 65,2 kg.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konsumsi dari campuran AA mempercepat laju pemulihan otot ekstensorsiku, dibandingkan dengan placebo respon. Selanjutnya, campuran yang dihasilkan AA kekuatan otot yang lebih tinggi selama periode pemulihan. Sebagian besar subjek melaporkan nyeri otot kurang tertunda ketika diberi campuran asam amino. Hasi lini mendukung hipotesis bahwa, secara kolektif, asam amino melindungi otot rangka dari aspek destruktif dari latihan eksentrik ketika diberikan secara oral sebagai campuran. Penelitian lain juga menemukan bahwa kerusakan otot dimoderasi oleh suplemen makanan dengan campuran dari AA pada manusia dan hewan laboratorium. Dalam sebuah studi manusia kerusakan pada nyeri otot ekstensor siku dan otot berkurang (dibandingkan dengan kelompok plasebo) dengan menggunakan campuran AA komposisi yang sama.

Efek Pemberian  Campuran Asam Amino Pada atlet  rugby
Dalam studi lain, peneliti juga meneliti efek dari pemberian 7,2 g / hari dari campuran AA untuk para pemain rugby selama 3 bulan selama periode latihan fisik intensif. Dua puluh tiga anggota tim rugby elit, yang telah memenangkan kejuaraan di Jepang Football League selama 7 tahun berturut-turut,  berpartisipasi dalam penelitian ini. Rata-rata umur, tinggi, berat, dan persentase lemak tubuh adalah 27,2 tahun, 177,8  cm, 93,6kg, dan 15.2%.
Setelah memeriksa darah peneliti menyimpulkan berat badan tetap konstan selama penelitian. Dengan membandingkan nilai-nilai di awal dan akhir masa percobaan 90 hari, peneliti menemukan bahwa hematokrit dan hemoglobin, besi, kolesterol total dan konsentrasi low density lipoprotein yang tinggi pada akhir penelitian, sementara aktivitas fosfatase alkali berkurang. Selain itu, jumlah RBC berkurang setelah penarikan campuran AA. Hasil ini menunjukkan bahwa pemberian jangka panjang dari campuran AA mungkin telah meningkatkan produksi sel darah merah, yang dapat meningkatkan kemampuan darah untuk membawa oksigen. Dalam penelitian ini, para pemain rugby di tahun pelatihan digunakan sebagai subyek percobaan. Dari hasil penelitian menyatakan bahwa konsumsi jangka panjang dari AA campuran menghasilkan efek baik pada kondisi fisik mereka.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemulihan dari kelelahan otot yang terjadi selama pelatihan fisik difasilitasi dengan menggunakan campuran AA oral. Demikian pula, campuran AA mengurangi kerusakan integritas otot yang dikarnakan latihan intens. Selain itu, pengamatan bahwa campuran AA menghasilkan perubahan yang menguntungkan dalam indikator hematopoiesis menunjukkan bahwa, bila digunakan untuk waktu yang lama, meningkatkan kapasitas oksigen darah dapat terjadi dan berkontribusi meningkatkan kinerja atletik.

oleh :Masaru Ohtani, Masaaki Sugita dan Kimiaki Maruyama
dari : Sports Science for Health and Activities, Department of Environmental Studies, Graduate School of Frontier Sciences, The University of Tokyo, Chiba, Japan; Department of Health and Physical Education, Mie University, Tsu City, Japan; and  Department of Life Science, Meiji University, Kawasaki, Japan 

sumber :www. ajcn.org